Rabu, 18 Januari 2012

6 kisah kepahlawanan JANTAN masa kini di Indonesia

Di tengah2 situasi yang cukup ruwet sekarang ini, kita sering mendengar berita buruk tentang Indonesia yang membuat kita miris dengan keadaan bangsa. Maka saya mencoba mencari manusia2 Indonesia yang pemberani dan idealis yang dapat dibilang pahlawan modern di situasi yang carut marut ini. And surprisingly I found some good stories. Beberapa di antaranya tidak terbayang dan sebelumnya hanya ada di dongeng atau komik atau cerita stensilan. Mari kita mulai dari:


1.  Relawan gunung meletus yang super berani (and super strong)


Masih ingat letusan gunung merapi di jogja kemarin? Berita nasional yang menghebohkan Indonesia karena ada beberapa juru kunci (penjaga spiritual Merapi) yang tindak tanduknya diberitakan secara dramatis demi oplah koran dan rating televisi? Saat media massa bermasturbasi bergembira ria meliput kesengsaraan warga?

cepat ambil gambarnya Bang!!! Rating kita naik ini dalam semalam! HORAS!!!!
Well semua pasti masih ingat cerita tentang gugurnya Mbah Marijan dan selamatnya Mbah Ponimin yang penuh dengan cerita2 mistis dan supranatural yang bombastis yg menjadi makanan empuk media massa. Cerita di bawah ini adalah seputar selamatnya Mbah Ponimin, namun tanpa mistisisme, dan tidak tentang Mbah Ponimin, melainkan tentang orang ini

Pandu Bayu Nugraha adalah seorang pemuda berusia 20 tahun dari Wonogondang, Kaliurang. Begitu berita tentang Merapi meletus mulai tersebar, pemuda jantan ini langsung mendaftar menjadi relawan, bahkan dia adalah salah 1 relawan pertama Merapi walaupun menurut KUHP usianya masih belum dapat disebut “dewasa”.
Saat awan panas ganas menyembur hari Selasa 26 November 2010, dia mendengar bahwa juru kunci Ponimin masih berada di rumahnya karena sebelumnya menolak dievakuasi (trend juru kunci merapi kayaknya). Di tengah2 situasi panik, kalut, dan berbahaya, dia memutuskan tetap akan mencoba memaksa evakuasi hanya karena ingin menyelamatkan orang, dengan penuh kesadaran bahwa dia mungkin akan gugur kalau salah melangkah, dan bahwa akan sulit memaksa si juru kunci turun.
Dia memacu motornya ke atas membawa oksigen di tengah hawa panas dan jalanan yang membara. Untuk membuat keadaan semakin tengik, sepeda motornya terperosok dan terperangkap di jalanan yang meleleh, termasuk tangki oksigennya. Entah bagaimana caranya dia dapat mencapai rumah Ponimin, we like to think he flew there, but that would be more mysticism.
Di sana dia menemukan keluarga yang berlindung di dalam rumah bersama 2 relawan lain yang terperangkap, dan membujuk mereka keluar dan akhirnya berhasil. Namun jalanan panas dan ban mobil yang kebetulan ada di situ meletus. Pandu dkk berinisiatif menggunakan helm, bantal dan sajadah sebagai pijakan di jalan yang membara. I think it would still be extremely hot to walk on, but he balls out and forced everybody to evacuate.
Keadaan menjadi lebih tengik lagi ketika (still can be worse???) istri Ponimin tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk berjalan di tanah yang membara, maka Pandu menggendongnya. Holyshit. Membawa seorang manusia dewasa di tanah membara. Mungkin dia sekuat ini:

Aduh maaf, mistis lagi jadinya
Setelah berjalan selama freakin’ mothafucka 1 jam (yes 1 hour of carrying a woman on a scorched land), mereka akhirnya menemukan ada mobil SAR yang cukup berani naik ke arah sana, dan dari sana mereka dibawa ke tempat aman. Saat itu Pandu baru mengetahui kalau sepatu boot nya sudah meleleh dan sebagian kakinya juga meleleh dan melepuh. JANTAN.
Setelah selamat, Ponimin dan keluarga mulai bercerita macam2 hal mistis yang diklaim terjadi saat usaha menyelamatkan diri, from which gained media and nationwide attention and make him the new superstar. Pandu hanya sesekali diwawancara dan seperti tidak tertarik mencari popularitas dan hanya keluar di sejumlah artikel.
Bagi saya Anda adalah pahlawan sejati, membuat saya percaya bahwa masih banyak orang baik di Indonesia. Thank you Pandu.

2Kakek Tangguh Bertenaga Super


Pernah dilempar batu? Maksud saya, secara serius dilempar batu besar yang dilempar sekuat tenaga dengan penuh kemarahan? Di jaman modern ini? Dan yang melempar seorang kakek2 berusia 60 tahun?
Kalau pernah, berarti Anda senasib dengan kawanan perampok yang sial bertemu dengan Muhadi.
Muhadi adalah anggota Pokdar Kamtibmas (Kelompok Sadar Keamanan Ketertiban Masyarakat) dan mungkin sekaligus anggota League of Extraordinary Gentlemen menggantikan si kakek Sean Connery yang mati tertembak.

Yah paling tidak segila dia
Kawanan perampok tersebut awalnya akan merampok Pom Bensin Ujung Menteng, Jl. Sultan Agung, Bekasi. Uang yang diincar tidak tanggung2 berjumlah 450juta. Kawanan ini bersenjata tajam dan tengah mengayunkan senjata tajam ke Mari Muhammad, karyawan yang mEnjaga pom bensin.
Muhadi yang ada di situ melihatnya. Melihat tindak kejahatan, naluri pahlawannya beraksi dan tanpa mencari bantuan, tanpa senjata dia datang sendiri menghadapi 4 anak muda sehat bersenjata tajam yang seharusnya lebih kuat darinya dan mulai melempar2 batu sekuat tenaga ke kawanan perampok tersebut.
Aksi heroik Muhadi membangkitkan semangat warga untuk membantu menolong, dan akhirnya satu garong berhasil diringkus, 3 lainnya lari tunggang langgang (yang adalah reaksi yang akan saya lakukan juga apabila dilempari batu oleh kakek2 yang sepertinya tidak kenal takut).
Dan kejadian melempar batu tidak hanya terjadi sekali.
15 Agustus 2009, seorang wanita yang melintas di Patung 3 Dewi (yang sekarang sudah dihancurkan) di Harapan Indah dijambret oleh 2 pria berboncengan sepeda motor.
Muhadi kebetulan berada di sana lagi (sepertinya dia tahu kapan tindakan kriminal akan terjadi seperti Kogoro Mouri) dan seperti cerita di atas, batu kembali menjadi pilihannya. Sebongkah batu dilempar sekuat tenaga ke motor tersebut dan mengakibatkan motor dan penumpangnya jatuh.
Demi Dewa Zeus, dapatkah kakek2 normal berusia 60 tahun melempar sebuah batu keras2 dengan presisi tinggi dan menjatuhkan sebuah motor yang tengah melaju? I don’t think so, kecuali dia sekuat hibridisasi mengerikan antara Sylvester Stallone, Willy Dozan dan Gendruwo.

We like to think he is the reincarnation of the Oozaru version of Son Gohan
Bandit-bandit tersebut lari tunggang langgang dan Muhadi menyelamatkan hari itu lagi dengan batu. MANTAB!!!

WARNING!!!! Cerita-cerita berikutnya lebih heroik dan jantan, tetapi tidak se happy ending cerita2 sebelumnya. Bagi yang sensitif dianjurkan mengambil sekotak tisu.

3.  2 kru kapal Geumyang No.98


Masih ingat ketegangan di semenanjung Korea setahun lalu, Juli 2010 saat kapal Korea Selatan ROKS Cheonan meledak dan tenggelam? Dan Korsel menuduh Korea Utara adalah pelakunya dan menciptakan ketegangan yang melibatkan USA dan Cina?

Ada 1 kisah penyelamatan heroik yang dilakukan kapal2 yang berada di situ. Termasuk 2 kru Indonesia dari kapal penangkap ikan Geumyang No.98.
Kapal penangkap ikan Geumyang No. 98 adalah sebuah kapal penangkap ikan biasa yang kebetulan berada di dekat lokasi tenggelamnya ROKS Cheonan. Saat kapal tersebut meledak, kapal2 di sekitar lokasi memberi bantuan untuk evakuasi korban. Di sekitar kapal yang terbakar dan mulai tenggelam tersebut. Di kegelapan malam. Imagine the complication of the situation.
Lambang Nurcahyo dan Yusuf Harefa dan kru kapal Geumyang lainnya ikut memberi bantuan evakuasi dengan sigap di tengah lautan gelap di sela2 rongsokan kapal yang terbakar yang berbahaya. Namun di tengah proses penyelamatan, kapal tersebut bertabrakan dengan sebuah kapal kargo Kamboja dan tenggelam. Jenazah Lambang Nurcahyo ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa, dan Yusuf Harefa tidak ditemukan lagi sampai sekarang.
Now I know that some of you think they’re just stupid. Tetapi tidak demikian dengan Republik Korea. Mereka berterimakasih sekali atas effort 2 pahlawan tersebut, memberi penghormatan kenegaraan dan memberi santunan kepada keluarganya. Menteri luar negeri Korea Selatan menulis surat kepada keluarga mereka yang isinya, “Kami menghargai jasa-jasa kedua pelaut Indonesia yang tewas dalam insiden tersebut. Kami sungguh menyesalkan telah terjadinya peristiwa ini.”

Santunan dan sertifikat.

4.  Kapten kapal yang nenek moyangnya seorang pelaut sejati


Mari kita sejenak balik ke masa yang agak jauh namun sudah cukup modern. Kisah ini seputar tenggelamnya KMP Tampomas II milik Pelni pada hari Selasa 27 Januari 1981 di sekitar kepulauan Masalembu. Kejadian ini sering disebut sebagai Titanic nya Indonesia.OK. Pertama2 bagi yang tidak tahu, kapal ini adalah barang rongsokan sampah tengik. Real piece of shit. Kapal ini dibeli saat sudah berusia 10 tahun dari Jepang seharga 8.3 juta dolar AS. Saya juga nggak tahu kenapa kapal bekas harganya bisa semahal ini di tahun segitu. Oh, inget gw, OrBa. OK.
Kedua, kapal ini diperlakukan seperti budak belian. Kapal ini langsung dipekerjakan di jalur Jakarta – Ujung Pandang yang super padat. Kapal ini hanya mempunyai waktu 4 jam setiap selesai pelayaran untuk beristirahat. Perbaikan dan perawatan rutin yang seharusnya cermat untuk barang setua ini juga dilaksanakan seadanya. Kenapa? Ya mungkin karena OrBa lagi.
Jadi intinya barang ini adalah kakek2 yang dipekerjakan seperti budak belian yang disodomi secara konstan tanpa memperhatikan kondisinya.
Kecelakaan tersebut disebabkan oleh kebakaran, yang entah darimana asalnya. Ada yang bilang dari puntung rokok di ruang mesin, ada yang bilang api pertama kali berkobar di geladak, atau mungkin karena Poseidon marah karena kapal busuk tersebut overload karena penumpang gelap dll lalu menghancurkannya. Seriously, koki kapal diperintah untuk memasak untuk 2000 orang. Padahal kapasitas maks kapal ini hanya 1500 orang.
Saat kebakaran mulai terjadi, semua orang panik dan menyelamatkan diri sendiri. Situasi tambah kacau karena para ABK (anak buah kapal) juga menyelamatkan diri sendiri. Mualim dan Markonas yang bertugas bahkan langsung meninggalkan kapal membawa radio dll sehingga kapal tidak dapat meminta bantuan dari kapal lain.
Di saat yang genting ini Kapten Kapal Abdul Rivai tampil menjadi penyelamat. Kapten Abdul Rivai tetap berada di kapal, tidak seperti anak buahnya yang melarikan diri sendiri dan berteriak kepada markonas yang kabur, “Kalau ketemu saya cekik dia!”

Kapten Abdul Rivai benar-benar memegang teguh prinsip bahwa kapten adalah yang terakhir meninggalkan kapal. Dia bekerja sekuat tenaga menyelamatkan penumpang tanpa memikirkan dirinya sendiri. Saat kapal sudah mulai miring, dia tetap masih sibuk membagikan pelampung kepada penumpang. Di detik-detik terakhir saat kapal mulai tenggelam, kapten masih terlihat berada di anjungan sambil berpegangan pada kusen jendela.
Kapten Abdul Rivai tenggelam bersama kapal yang dinahkodainya  bersama dengan 431-666 orang lainnya. Anda bertanya2 kenapa angkanya tidak pasti? Well, penguasa orba brengsek mencoba menutup2i tragedi ini dan tidak melakukan investigasi serius. Sampai sekarang pun masih banyak misteri yang tidak terungkap dari kecelakaan ini.
Tapi bagaimanapun, aksi heroik kapten Rivai memberi inspirasi kepada penyanyi Ebiet G. Ade untuk menulis lagu “Sebuah Tragedi 1981.”
Dan kita hampir yakin bahwa nenek moyangnya pasti seorang pelaut jantan.

5.  Polisi yang benar2 melindungi dan mengayomi masyarakat.


Try to imagine that a thief was caught stealing motorcycle in a rural area. Kita tahu bahwa warga desa biasanya mengamuk, melampiaskan kekesalan (sehari2) mereka ke si pencuri, dan si pencuri biasanya tewas. Nah, dia adalah seorang pencuri yang tidak punya hubungan apa2 dengan polisi. Dan kalau sudah begitu, biasanya polisi cuma menonton karena tidak berani menjadi tameng hidup bagi sang pencuri. Kita sudah melihatnya di mana-mana, termasuk di kasus Ahmadiyah (warning : jangan dilihat kalau jantungnya lemah).
Tapi ternyata masih ada polisi yang berdedikasi di Indonesia. Yang menjadi penegak hukum dan membela hukum apApun resikonya. Yang berani menanggung resiko karena tugas dan sumpahnya menegakkan hukum.
Briptu Ade Suharto Sindu adalah anggota Polsek Kapetakan Kabupaten Cirebon. Dia kebetulan berada di lokasi hari Selasa, 19 November 2010 saat seorang pencuri tertangkap warga ketika sedang mencuri motor di Desa Grogol, Kapetakan, Cirebon. Sembari menunggu mobil poliSi yang akan menjemputnya datang, dia mengamankan sang pencuri dari amukan warga di sebuah rumah.
Waktu berlalu tetapi warga tetap mengamuk dan mengepung rumah dari segala penjuru. Ketika mobil datang menjemput, warga masih mengamuk dan ingin menghakimi si pencuri. Naluri polisi Briptu Sindu tergugah dan melindungi si pencuri agar tidak jadi bulan-bulanan warga.
Namun warga tetap memukul dan melempar batu, dan ada yang mengenai kepala Sindu. Akibat luka-lukanya, nyawanya tidak tertolong walaupun sempat dibawa ke RS.
Briptu Sindu yang meninggalkan seorang istri dan bayi berusia 3 bulan ini dimakamkan secara militer dan  diberi anugerah berupa kenaikan pangkat 1 tingkat.
Well, menurut saya orang ini pantas diberi gelar pahlawan karena dedikasinya pada tugas, dan keluarganya diberi santunan karena dia adalah penanggung jawab keluarga satu2nya. If only all of our police forces behave like that, we would have a very strong country. Ah tapi sekarang lagi banyak skandal di kepolisian, jadi mungkin kepala2 polisi masih sibuk ngurusin skandal2 itu. Berpikir positif saja lah.

6.  Lelaki Muslim yang tanpa pamrih menyelamatkan sebuah Gereja


You know this is coming, don’t you? Some of you have known this story. Cerita heroik ini mungkin cerita paling jantan yang ada di artikel ini.
Riyanto adalah seorang Banser (Barisan Serbaguna) Nahldlatul Ulama (NU) yang merupakan kader lapangan dari NU (kamu tahu bahwa NU adalah organisasi Islam, kan?). Saat Natal tahun 2000, banser NU turut dimobilisasi bersama polisi dan aparat keamanan setempat untuk turut membantu menjaga gereja-gereja dari tindakan yang tidak diinginkan. Sekaligus menunjukkan nilai2 persaudaraan antar agama.
So, basically Riyanto is a devout Moslem who was told to protect Christians in a church. Try to remember that.

Foto dan seragam Riyanto
Riyanto kebagian menjaga Gereja Eben Haezer di Mojokerto (sebuah kota kecil di Jawa Timur, kalau pengetahuan geografi Anda lemah). Ibadah Natal berlangsung khidmat, sampai akhirnya ada umat gereja yang curiga melihat bungkusan plastik yang sepertinya tidak ada pemiliknya.
Riyanto memeriksa bungkusan tersebut, dan setelah mengamatinya, dia curiga karena ada bunyi tik-tok-tik-tok dari bungkusan itu. Dia spontan berteriak “TIARAP!!!” dan melempar bom tersebut ke tempat sampah yang ada di situ.
Malangnya, bom tersebut terpental tidak masuk tong sampah. Riyanto yang melihat hal tersebut mengeraskan nyali dan tanpa mempedulikan keselamatannya memungut bom tersebut, dibawa menjauh untuk dilempar lebih jauh lagi. Cos he’s been told to protect everybody there, that’s it.

seperti momen paling GLORIOUS dalam sejarah komik
Tapi Tuhan berkehendak lain, bom tersebut meledak di pelukan Riyanto sebelum sempat dilempar.
Serpihan tubuhnya berserakan sejauh 100 meter.
(mengheningkan cipta)
Semua yang berada di gereja selamat, walaupun Riyanto gugur di tempat karena menjalankan tugas.
Pengurus pusat NU menghargai jasanya setinggi2nya, dan menempatkan foto dan seragamnya di museum NU di Surabaya.
Tahun 2008 nama Riyanto dijadikan beasiswa oleh The Wahid Institute dan dijadikan nama jalan di lokasi Gereja Eben Haezer. Aksi heroiknya juga menginspirasi ending dari novel dan akhirnya film “?” yang disutradarai oleh sineas kondang Hanung Bramantyo.

Hadiah atas kepahlawanannya. Mayan lah ganteng.
Dia adalah pahlawan sejati di Indonesia yang sering dilanda konflik agama. Semoga amal dan ibadahnya diterima di sisiNya.

SUMBER : http://theposkamling.com/6-kisah-kepahlawanan-jantan-masa-kini-di-indonesia/2/

0 komentar:

Posting Komentar