Rabu, 18 Januari 2012

4 KEMENANGAN PERTEMPURAN orang Indonesia yang kamu belum tahu

Di momen yang membanggakan ini anakbroadcast ingin menguak sejarah yang setengah terlupakan oleh generasi muda bangsa. Sejarah yang tidak tercatat. Sejarah jantan yang berupa pertempuran-pertempuran YANG DIMENANGKAN ORANG INDONESIA! Mulai dari melawan pecandu tulip, pecandu seks fetish, pecandu topi aneh, dll.
We will show you that those freakin’ Western medias who mock our military and culture are pathetic! Tanpa basa-basi lebih jauh, mari kita mulai artikel jantan yang bisa membuat pengecut2 terkencing2 di celana ini.


1. Perang Barito

Dari SD kita sering membaca bahwa Belanda selalu menggunakan siasat licik dan tipu muslihat untuk memadamkan pemberontakan di Dutch Indies, seperti pada Perang Paderi, Perang Diponegoro dan lain-lain. Pahlawan-pahlawan perang kita yang biasanya berperang dengan terhormat dan kesatria selalu menjadi korban tipu muslihat ini karena tidak menyangka Belanda selicik itu.

Well, not everybody.
Jenuh dibodohi, pemimpin2 Kesultanan Banjar (Kalimantan Selatan) dipimpin oleh Pangeran Antasari mencoba memakai siasat Belanda tersebut untuk membohongi Belanda. Mereka menggunakan tipu muslihat untuk melawan tipu muslihat. At last! Pertama kalinya bangsa Indonesia membodohi Belanda!
Seperti biasa, Belanda selalu mencoba mengadu domba pemimpin-pemimpin kita dengan mencoba merayu pemuka masyarakat setempat yang dinilai membenci Pangeran Antasari. Kali ini pilihan Belanda jatuh pada pimpinan suku Dayak Siung, Tumenggung Surapati.
Oke, kalau saya adalah orang Belanda, saya akan berhati-hati dalam mencoba memanfaatkan orang-orang yang tari-tarian tradisionalnya saja bernama Tari Perang.

WARNING! Do Not Try This "Dance" at Home!!!
Singkat kata Belanda menawarkan kerjasama dan sebagai awalnya Tumenggung Surapati akan dijamu oleh komandan Belanda di atas kapal Onrust dalam sebuah jamuan persahabatan. Kejadian itu berlangsung pada 26 Desember 1859.
Tumenggung Surapati datang dengan beberapa perahu yang berisi orang-orang Dayak. Rombongan utama yang berisi 15 orang keluarga dan pengiring naik ke Onrust dan perahu lain merapat di sisi-sisi Onrust. Serdadu Belanda hanya sedikit yang membawa senjata di pinggang karena tidak curiga sama sekali, walaupun perahu-perahu Dayak tersebut dilayarkan tanpa atap, yang berarti isyarat perang. Hmmm, sepertinya menipu penipu masih dirasa sangat tabu oleh orang-orang Dayak terhormat ini sehingga mereka merasa perlu memberi hint. Who knows?

Prajurit terhormat juga tidak membawa pistol, teman Eropaku
Ketika semua orang sudah berada di sisi kapal, Ibon, putera Tumenggung Surapati memekikkan perang! Semua orang menghunus mandaunya dan mulai bertempur membabi-buta. Setelah satu jam, semua orang Belanda di atas Onrust terbunuh. Siasat berhasil!
Setelah menewaskan semua serdadu, mereka menjarah persenjataan Belanda di atas kapal dan kemudian menenggelamkan kapal Onrust tersebut. Mungkin inilah satu2nya kapal Belanda yang ditenggelamkan oleh pejuang2 kita dengan sempurna.

Ga bisa dapet gambarnya waktu tenggelam euy.
Siasat pahlawan-pahlawan kita tidak selesAi di situ. Setelah pertempuran tersebut, Belanda berang dan mengirimkan pasukan dalam jumlah besar ke daerah sungai Barito, namun taktik tersebut tidak berhasil karena dengan meriam-meriam yang dijarah dari Onrust, Pangeran Antasari dan Tumenggung Surapati  menyergap kapal-kapal tersebut di saat mereka tidak siap, menembakinya sampai mereka mundur.
Kami masih tidak mengerti kenapa pahlawan-pahlawan kita yang lain jarang yang menggunakan siasat serupa.

2. Pertempuran Saumlaki

Dari Kalimantan, mari kita beralih ke negeri para petarung lainnya, Ambon.
Pertama saya akan ceritakan tentang KNIL dulu. Negara-negara penjajah Eropa biasanya mempunyai kesatuan-kesatuan tentara negara jajahannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung angkatan perang mereka. Memakai tangan budak untuk menggebuk musuh2nya. Kita mengenal Légion étrangère Perancis yang terkenal yang dibentuk pertama kali di Algeria, Brigade of Gurkhas Inggris yang berisi orang-orang Nepal, dan untuk Belanda, mereka membentuk Koninklijk Nederlands Indisch Leger (Royal Netherlands Indies Army) yang berisikan orang-orang Indonesia.
Jadi, well, mereka tidak bertempur atas nama Indonesia di sini, tetapi dari kisah ini kita dapat meneladani kepahlawanan dan kejantanan orang-orang Indonesia ini, dan keberanian tiada tara yang dapat membuat adrenalin Anda naik ke ubun-ubun!
Singkat kata, dari sekian banyak suku di Indonesia, pemerintah Belanda sangat getol merekrut orang-orang Ambon sebagai tentara KNIL, yang mungkin salah satu alasannya adalah testis (kejantanan-red) mereka sebesar kepala mereka, seperti dibuktikan di pertempuran Saumlaki.

Jangan tertipu penampilan asal-asalan dan senyum mengembang
Tahun 1941-1942 adalah masa yang sangat menyedihkan bagi negara-negara Barat. Jepang secara membabi buta dan cepat berhasil menginvasi daerah-daerah penting di Pasifik, merebutnya dari kekuasaan penjajah Barat dengan taktik perang cepat dan frontalnya. Hong Kong, Guam, Burma, Filipina, Singapura, Malaysia, dll direbut. Jepang dengan pasukan Gundamnya bahkan mulai membom Darwin, Australia dan merencanakan invasi lanjutan ke Australia yang merupakan basis tentara sekutu waktu itu.
Di sinilah daerah-daerah seperti Saumlaki memegang peranan penting. Letaknya yang strategis di selatan Maluku membuat tempat ini menjadi basis yang cocok untuk menyerang Australia. Pemerintah sekutu menempatkan pasukan untuk menahan atau paling tidak menunda penguasaan pulau2 tersebut oleh Jepang agar mereka mempunyai cukup waktu untuk mengkonsolidasikan pasukannya yang tercerai-berai. Dikirimlah pasukan-pasukan perintis dengan kekuatan seadanya untuk sekadar menghambat Jepang.
Dan untuk Saumlaki, diberangkatkanlah 13 orang pemberani dari KNIL berisi orang Indonesia di bawah pimpinan Sersan Julius Tahija.
Hanya 13 orang. Cobalah untuk mengingatnya.
Pada 30 Juli 1942, Jepang akhirnya mencoba mendarat di Saumlaki. Kekuatannya? 2 buah kapal perang kelas Destroyer dan 1 buah kapal pengangkut pasukan. Kekuatannya? Mungkin puluhan bahkan ratusan pasukan. Mereka mulai mendarat dan membentuk formasi untuk menyerang.

What do you think, Johnny?
Tak gentar, Sersan Tahija dan anak buahnya yang jantan (dan mungkin setengah gila) ini menunggu dengan sabar di pantai, dan ketika pasukan Jepang mulai masuk jarak tembak, mereka keluar dari persembunyian dan menembakkan semua yang mereka punya ke begundal-begundal Jepang itu.
Pertempuran tak seimbang yang terjadi tidak meruntuhkan semangat pasukan Ambon yang hanya mempunyai 2 senapan mesin ini. Mereka bertarung dengan gigih. Pasukan Jepang yang terkejut melihat kegigihan pasukan kecil yang tak kenal menyerah ini kocar-kacir, kehilangan semangat dan mundur teratur kembali ke kapal mereka masing-masing.

Fall back, team!! those Ambonese turned into Godzilla!!!! let's just drink sake and read manga aboard ship!
13 orang melawan 2 destroyer dan puluhan pasukan! JANTAN!!!
Prestasi ini sangat membanggakan karena pada 31 Juli 2 buah kapal Australia berisi puluhan pasukan yang ingin memperkuat barisan Saumlaki dihadang oleh pasukan Jepang yang sama tetapi menderita kekalahan, termasuk gugurnya sang komandan Australia.
Jadi 13 orang Ambon jantan tadi berhasil menghalau pasukan Jepang yang menghalau pasukan Australia dalam jumlah besar!

kejadian yang di Hollywood hanya rekaan menjadi asli ketika ditransfer ke Indonesia
Sersan Julius Tahija dan 6 orang anak buahnya yang akhirnya ditarik kembali ke Australia dielu2kan oleh Sekutu. Sersan Julius Tahija yang sukses menghalau para pecandu anime itu dianugerahi Ridders der Militaire Willems-Orde, penghargaan paling tinggi di kerajaan Belanda yang jarang sekali dianugerahkan, yang pada 2011 anggotanya yang masih hidup hanya 7 orang. This man is a real war hero!

Knight of the Military William Order. Adakah di antara kalian yang kakeknya bergelar lebih keren?
Sayangnya pemerintah kita masih kurang memperhatikan hal ini. Tidak ada satu pun monumen kejantanan yang didirikan di Saumlaki. Well we hope they will make 1 soon.
Oh, dan the best part? Sersan Tahija, yang kami sebutkan di awal, yang memimpin pasukan ini (kalau Anda tidak membaca secara lengkap, Anda HARUS membaca cerita ini dari awal sekarang, agar kalimat berikutnya berefek lebih besar bagi Anda). Berapa usianya ketika memimpin serangan?
26 tahun. Ridiculously ONLY 26 years old!!!!
Dan apa hal terjantan yang Anda lakukan dalam hidup Anda yang menyedihkan sebelum 26 tahun? Berantem? Naik gunung? Mabuk2an?
Julius Tahija dapat memanggil Anda “BENCONG!” sambil meludah ke muka Anda semua dan membuat Anda terpental 50 meter.

3. Pertempuran Bojongkokosan/Sukabumi

2 artikel sebelumnya memang berisi 2 suku yang terkenal tangguh. Namun bagaimana dengan suku lain yang biasanya terkenal sopan dan pemalu? Well, you will get your answer here. Ternyata orang Sunda yang ramah juga bisa menjadi garang kalau dipaksa oleh keadaan.
Selain Bandung Lautan Api yang sudah terkenal, ada 1 lagi pertempuran yang mungkin tidak banyak diketahui orang adalah kita pernah bertempur dengan intensitas tinggi melawan pasukan Gurkha Inggris yang mempunyai reputasi sebagai tentara pemberani tak kenal menyerah di sekitar Bojongkokosan/Sukabumi.

"If a man says he is not afraid of dying, he is either lying or is a Gurkha." ---Panglima Besar India---
Seperti yang terjadi di Surabaya, setelah perang usai, tentara sekutu datang ke Indonesia hendak melucuti tentara Jepang. Tetapi itu semua seperti Surabaya hanya akal2an bajingan2 pemakan keju ini untuk mengambil kembali Indonesia sebagai jajahannya. Tentara Inggris yang ditugaskan melucuti (karena dianggap netral) ini di Jawa Barat juga dibonceng oleh tentara Belanda dan bahkan kepala NICA (Administrasi Sipil Hindia Belanda) sendiri yang hendak membangun kembali pusat pemerintahan Belanda di Indonesia.
Dalam perjanjiannya tentara Inggris (AFNEI) ini seharusnya bekerja sama dengan TKR Indonesia, namun karena dibonceng Belanda, AFNEI tidak jadi melibatkan TKR dan beroperasi secara sembunyi2, God damn those tea-drinkin’ Englishmen. Pahlawan2 kita yang mengetahui siasat busuk ini, mencoba melawan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menyerang konvoi perbekalan yang sangat vital bagi tentara sekutu.
Pelaksana serangan adalah TKR Resimen III Sukabumi di bawah Letkol Soekardi. Mereka membagi pasukan menjadi 4 batalyon untuk mencegat konvoi2 tersebut. Dengan kekuatan 3000 personil dibantu laskar perjuangAn dan rakyat mereka bersiaga menunggu konvoi Sekutu yang datang dari arah Jakarta.
Pada 9 Desember 1945 akhirnya orang2 bertopi konyol ini datang. Konvoi perbekalan ternyata dikawal oleh Batalyon 5/9 Jats (Satuan tentara Inggris yang berasal dari Punjab-India) yang dikawal Tank Sherman, Panser Wagon dan Brencarrier.

Sherman,, and our brave patriots doesn't have any tanks
Tanpa menunggu lebih lama lagi, tentara kita yang jantan langsung menyerang kepala dan ekor konvoi. Terjadilah pertempuran yang karena hebatnya membuat sekutu marah besar dan keesokan harinya Royal Air Force Inggris memborbardir Cibadak untuk balas dendam. Buku The Fighting Cock (Doulton, 1951) bahkan menyebutkan bahwa ini merupakan serangan udara paling dahsyat dalam “perang” di Pulau Jawa. Adapun Batalyon Jats yang tersisa menyatukan diri dan beristirahat di tengah kota Sukabumi.
Tidak kapok, pada tanggal 11 Desember markas sekutu di Cimahi mengirim balabantuan Gurkha Rifles. Tetapi pasukan ini dihadang di sepanjang Jalan Raya Cianjur yang menggunakan taktik “Hit and Run” dengan disiplin tinggi. Meskipun Batalyon Gurkha Rifle dan Jats dapat bergabung pada malam harinya di kota Sukabumi, mereka memohon untuk dapat melanjutkan perjalanan ke Bandung dan tidak diganggu.

Sisa-sisa perang Sukabumi,, bisa dibayangkan kedahsyatannya
Akibat peristiwa ini Pemerintah Inggris mendapat kecaman dari berbagai pihak. Akhirnya AFNEI mau melibatkan TKR untuk mengemban misi internasionalnya. Ini artinya pengakuan terhadap kesatuan TKR dan kedaulatan RI.
Setelah pertempuran tersebut, beberapa konvoi Inggris-Belanda lainnya yang berusaha bergerak di Jawa Barat senantiasa diganggu oleh TKR selama 4 hari 4 malam penuh. TKR sukses memperlambat laju sekutu dan menggagalkan penguasaan cepat Jawa Barat oleh sekutu, yang mungkin akan menjadi bencana apabila benar-benar terjadi, karena pemerintah tidak akan mempunyai cukup waktu untuk evakuasi.
Ah, and more best part? Letkol Sukardi, yang memimpin pasukan ini, berapa usianya ketika memimpin serangan?
29 tahun. Ridiculously ONLY 29 years old!!!!
What is it with these ridiculously young commanders?

Beri aku 10 pemuda dan aku akan mengubah dunia!!!
Seems like that’s true back then. Dengan 10 pemuda seperti Soekardi dan Tahija, we should be able to hold off any Japs or Brits or Dutch that comes using only their courage and honor (dan mungkin Kapak Naga Geni 212).

Namun beberapa dari kalian yang skeptis dan pesimis kepada Indonesia saat ini pasti berkata, “Ah dulu Indonesia memang keren, tapi sekarang kan melempem??” OK, thePoskamling punya hadiah untuk kalian semua…

4. Pertempuran Kota di Ambon Manise

Sekitar tahun 2001 adalah tahun yang gelap bagi Ambon. Konflik horizontal menjalar di mana-mana. Semua orang menebar teror di mana-mana dan menembaki orang secara sporadis. Setiap hari ada yang melaporkan penembakan oleh sniper2 gelap.
Kita tidak ingin berpolemik tentang siapa yang membuat kekacauan dan lain sebagainya. Sudah pasti ada kekuatan2 besar yang mengendalikan konflik untuk kepentingan mereka, namun kita tidak ingin membahasnya. Yang ingin kita bahas adalah aksi tentara resmi yang dikirim oleh pemerintah untuk meredakan konflik dan menangkap siapa pun yang mengacau.
And so we will talk about 1 badass team from Kopassus.

And you will see that these guys don't f*ck around
Pada Januari 2001 pemerintah pusat yang mungkin sudah pusing dengan keadaan Ambon mengirim satuan tugas gabungan Komando Sektor (Kosektor)-1/gabungan TNI Maluku/Maluku Utara yang berisi Kopassus, Marinir, dan Paskhas (yang cukup untuk membuatmu ketakutan sampai berak di celana).
Saat itu Maluku sedang rusuh2nya. Milisi2 dari luar Ambon datang dan membawa berbagai macam senjata entah berasal dari mana yang kemudian beredar bebas, dan juga senjata rakitan dengan bentuk2 mengerikan. Bahkan ada bom rakitan sebesar televisi 17 inch!

Kami tidak tahu bagaimana cara melontarkan bom sebesar itu..... diangkat?
Begitu tiba, tim Kopassus yang dipimpin oleh Kapten Nyoman Cantiasa langsung dihantam oleh milisi2 yang rupanya tidak senang dengan kedatangan mereka. Mereka diserang oleh peluru 9mm, 5.56mm, senapan mesin 7.62mm, mortar, panah, tombak, parang, golok, klewang hingga letupan letupan bom Molotov. Perusuh juga menggunakan alat pelontar bom yang bisa menjangkau jarak 250 meter.

uhm,, you can buy it on eBay with 11.49£
Tak gentar, Kapten Cantiasa langsung bergerak bersama pasukannya. Setelah menganalisa situasi, pada 19 Januari mereka beraksi dan menghantam gedung-gedung yang telah dijadikan markas perusuh. Situasi mereda sementara. Tetapi bukan Kopassus namanya kalau cepat berpuas diri.
Ternyata pusat serangan adalah di Hotel Wijaya II, yang ternyata telah ditempati oleh para perusuh selama setahun tanpa dapat dijinakkan oleh aparat setempat. Well, bukan Kopassus juga namanya kalau tidak tertantang merebutnya kembali.
See that building? Itulah bangunan yang akan dimasuki Kopassus. If it was me, I wouldn’t have entered it. Too creepy to be true. Well, semakin menguatkan pendapat saya bahwa inilah mengapa mereka layak menjadi pasukan elit Indonesia dan kita, eh, saya, tidak -_-
Setelah meminta ijin kepada Pangdam Pattimura, 22 Januari pukul 05.00 WIT pasukan bergerak cepat ke Hotel Wijaya II. Dengan gerak cepat khas pasukan komando, granat kejut dan rentetan tembakan, mereka memasuki sarang perusuh yang telah menempati tempat tersebut selama setahun!

Nyoman : "GO GO GO!!!!"
Perusuh yang tidak mengira aparat berani masuk kalang kabut dan kelimpungan. Selama pertempuran dua jam, Kopassus menguasai keadaan walaupun perlawanan cukup sengit. Hanya dalam waktu DUA JAM, Kopassus berhasil mengamankan hotel. Pukul 07.00 WIT semua telah beres. Semua perusuh mati atau tertangkap. JANTAN!
Dalam bangunan itu ditemukanlah bermacam2 senjata mulai dari revolver, pistol FN 46, Colt 38, serta beragam senapan seperti AK 101, AK 102, Lee Enfield (LE), SKS, MK-1, MK-3, SS-1, M-16, SPR, US Carabine 30mm, Ruger mini, Mauser, senapan dan bom rakitan. Ternyata meskipun mempunyai gudang senjata yang akan membuat mafioso Italia terkencing2 di celana, mereka tidak berdaya menghadapi Kopassus (ingatlah bahwa saat itu Indonesia masih diembargo oleh Amerika dan EU dalam pembeliaN senjata, yang berarti mereka menggunakan peralatan jaman baheula).
And yet you still think that our soldiers are weak and our people are cowards????
P.S. : Kalo ada orang bule yang komentar “pelanggaran HAM” terhadap aksi2 bela negara semacam ini, tell them 2 f*ck themselves. Kita butuh menjaga kedaulatan negara kita, seperti yang mereka juga lakukan.

dan untuk menutup artikel penuh testosteron ini, mari kita simak Pak Pram,
“Setiap pejuang bisa kalah dan terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah.”
kita juga bisa sehebat pahlawan2 kita! mari mengisi kemerdekaan! jangan takut gagal! jangan menyerah!!! ^^

SUMBER :  http://theposkamling.com/4-kemenangan-pertempuran-orang-indonesia-yang-kamu-belum-tahu/

0 komentar:

Posting Komentar